Dahulu saya merasa bahwa seorang dokter itu kaya dan rejekinya aman. Tetapi serangkaian peristiwa, menunjukkan bahwa apa yg saya duga itu salah.
Sebagai dokter, secara keuangan saya ini miskin dan tidak aman. Tetapi meskipun fakta dan buku menunjukkan hal itu. Ego tetap mengendalikan saya, sehingga lama sekali untuk bisa bersikap mengambil arah yg benar.
Baru tahun 2003 saya bisa mengambil sikap setelah "tanpa sengaja" melakukan materialisasi penghasilan pasif. Itu salah satu yg akhirnya mendasari terbentuknya ATBS dsb.
Rejeki seseorang sudah ditentukan. Sebagai orang beriman kita percaya itu. Meskipun perilaku kita sehari hari tidak menunjukkan hal itu. Terbukti sebagian besar berjuang keras untuk mendapatkan rejeki yang besar. Baru sadar setelah tua, dan tidak berhasil mendapatkan apa yg diinginkan.
Dahulu kita tidak tahu bagaimana cara Tuhan menentukan rejeki kita. Tetapi dengan ilmu pengetahuan, sekarang kita tahu, yaitu dengan menempatkan/ melahirkan kita di suatu tempat dan kemudian membiarkan lingkungan kita mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan kita. Salah satunya rejeki kita.
Sudah sangat terbukti secara ilmiah bahwa rejeki kita adalah rata rata rejeki 6 orang yg paling mempengaruhi kita.
Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri mengubahnya. Untuk bisa mengubah nasib, kita harus mau keluar dari lingkungan asal kita.
Semua orang kaya adalah perantau. Kita keluar dari lingkungan kita, masuk ke lingkungan baru. Jika kebetulan masuk ke lingkungan orang kaya, maka plafon rejeki kita akan tertarik dan akhirnya kita kaya.
Datuk Tahir adalah seorang pemuda yg lahir dari keluarga miskin. Dia diambil menantu salah satu konglomerat yaitu Mochtar Riadi. Meskipun dari pihak mertua tidak pernah mendapat bantuan modal sepeserpun atau ilmu bisnis secuilpun. Tetapi tertarik ke atasnya plafon rejeki membuat Datuk Tahir menjadi konglomerat juga.
Bukan ilmu atau modalnya yg penting, tetapi pengaruh yg menarik keatas plafon rejekinya itu yg lebih penting.
Bagaimana kalau lingkungan Anda seperti pemuda berkaos merah itu ? Setiap hari bergaul dengan tukang parkir berpenghasilan 1 juta. Mengaji ke guru ngaji berpenghasilan 3 juta dan seterusnya.
*Plafon rejeki pria berkaos merah tadi kisaran 3 juta rupiah sebulan.*
Karena plafon rejekinya 3 jutaan, maka pekerjaan atau bisnis yg menarik untuk pria ini adalah bisnis yg berpenghasilan 3 juta atau kurang. Jika dia cukup berambisi, bisa saja membangun bisnis yg berpenghasilan tinggi. Tetapi selalu ada saja hambatan atau sabotase dari bawah sadarnya sendiri yg merasa tidak nyaman dg penghasilan besar (meskipun secara sadar ingin). Bawah sadarnya bisa memanggil pesaing, orang yg menipu, mendorong ke kesalahan perhitungan dsb. Sehingga akhirnya bangkrut.
Jika ingin mendapat penghasilan besar yg permanen, lakukan apa yg sdh dilakukan pak Chozin dan teman teman. Yaitu menaikkan plafon rejekinya.
Akhirnya penghasilannya naik dan aman tetap diatas.
Ada cara mudah dalam meningkatkan plafon rejeki. Tidak perlu merantau dan bergaul dengan orang kaya. Cukup dengan mendengarkan 2 Audio Terapi Bawah Sadar (ATBS) @21x kemudian hadir di seminar inspirasi dan visi.
Itu jauh lebih cepat dan murah dibanding cara lain. Misalnya merantau dan magang ke orang sukses. Atau mendatangi hipnoterapis ahli untuk reprogramming bawah sadar.
Jadi cara menjadi kaya yg sekarang cukup dengan melakukan reprogramming pikiran bawah sadar. Diawali dengan mendengarkan 2 ATBS dan dirawat dengan terus berkumpul dg orang yg programnya sama.
Kunci sebuah perubahan adalah MAU DIREGANGKAN. Sangat tidak mudah bagi orang yg sejak kecil sudah dididik bahwa *bekerja keras itu mulia, menganggur itu tercela*. Berubah menjadi *menganggur tetapi uang datang terus*.
Anda akan terus mendapat hambatan untuk mendengarkan 2 ATBS. Akan dimunculkan segala alasan agar Anda tidak mendengarkan. Itu ulah program miskin di pikiran bawah sadar yg tidak mau diganti.
Keputusan kembali ke pikiran sadar Anda. Kalau mau merubah nasib, mulailah dengan merubah pola pikir lewat ATBS itu
Plafon rejeki kita akan menentukan kita tertarik pada jenis bisnis, pekerjaan atau apapun yg menghasilkan uang yang mana ?. Jika plafon rejekinya rendah, kita akan tertarik kepada bisnis yg memberi hasil kecil, atau hasil besar tetapi sifatnya penghasilan aktif. Kemudian kita diminta untuk menghabiskan berapapun uang yg kita peroleh.
Jika plafon rejekinya tinggi, apalagi kalau di desain penghasilan pasif seperti di ATBS itu, maka kita akan dibuat tertarik dg bisnis yg memberi penghasilan besar dan sifatnya pasif.
Masalahnya lagi lagi pada EGO, yg seringkali masih menganggap bisnis yg ditekuni sekarang adalah jalan keluar terbaik. Padahal jelas bahwa bisnis ini kita temukan saat plafon rejeki kita masih rendah.
Ego itulah penyebab terbanyak kegagalan seseorang untuk hijrah atau merubah arah.
Nantinya, anggota BTD akan terbagi dalam 3 kategori.
1. Paling aman tentu seperti yg dilakukan pak Chozin, pak Yanto, pak Rusmianto, bu Nietha, pak Rohmat dan banyak lagi. Mereka benar benar pasrah kepada mentornya. Mengikuti apapun yang dianjurkan mentor. Bahkan mengikuti bisnisnya mentor. Merekalah yg sudah mengambil jalan lurus menuju nikmat seperti yg ada di ATBS, yaitu penghasilan pasif 100 juta sebulan.
2. Sebagian mengambil jalan lain, biasanya jalannya zig zag. Pikiran sadar membuat kalkulasi kalkulasi salah arah, pikiran bawah sadar berusaha membetulkan arah. Terus menerus seperti itu. Tidak masalah, sepanjang Anda bisa mempertahankan plafon tetap tinggi dg hadir di seminar seminarnya. Penghasilan 100 juta sebulan akan tercapai juga. Kecuali kalau tidak pernah berkumpul dg mereka yg satu program, maka lingkungan asal akan menariknya lagi ke bawah.
3. Yang sebagian lagi, tidak mau mendengarkan 2 ATBS atau tidak serius mendengarkan. Maka dia akan tetap seperti sekarang. Bekerja untuk hidup dan hidup untuk bekerja. Karena program pikiran lamanya adalah *bekerja keras mencari uang.*
Bagi saya tidak masalah, karena semua adalah pilihan. Tugas saya memberikan yang terbaik menurut saya. Tugas Anda menerima atau tidak.
Pada akhirnya, dalam hal keuangan masih akan terbagi 95 - 5. 95% orang berebut 5% uang di dunia, dan ada 5% orang yg enak berbagi 95% uang di dunia. Tinggal kita memilih masuk golongan yg mana.